Makalah Filsafat
Titik Singgung Unsur-Unsur Pendidikan
Dalam Ajaran Agama
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi
segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan. Proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil
pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua
segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut,
satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik,
seperti tersedianya sarana dan prasarana serta biaya yang cukup, jika tidak
ditunjang dengan pengelolaan yang handal maka pencapaian tujuan tidak akan
tercapai secara optimal. Yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
Batasan mengenai pendidikan yang dibuat oleh para ahli
beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan
tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang
menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya. Karena pendidikan
secara garis besar merupakan sarana yang paling penting dalam sebuah proses
tranformasi budaya. Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan
sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke
generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok
diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Selain itu, pendidikan juga Sebagai proses pembentukan
pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan
sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat kami ungkapkan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa unsur pendidikan itu?
2. Apakah yang menjadi titik singgung dalam sebuah pendidikan ?
Dari beberapa rumusan masalah tersebut kita bisa
mengetahui unsur-unsur pendidikan dalam ajaran agama itu bisa sesuai dengan
realita yang kita lakukan sehari-hari dan menerapkannya sesuai dengan proses
dan tujuan pendidikan secara efesiensi, efektif dan maksimal.
II. PEMBAHASAN
1. Unsur-unsur Pendidikan dalam Ajaran
Agama.
Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar yg
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup
yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir).[1] Serta
Pendidikan merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri
peserta didik.
Umar
Tirtarahardja dan S.L. La Sulo menjelaskan bahwa Unsur-unsur dalam proses pendidikan ajaran
agama melibatkan banyak hal antara lain:[2] peserta
didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat
dan metode, serta lingkungan pendidikan.
- Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik.
Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik
adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh
pendidik ialah:
a)
Individu yang memiliki potensi
fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b)
Individu yang sedang berkembang.
c)
Individu yang membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d)
Individu yang memiliki kemampuan
untuk mandiri.
- Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta
didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,
latihan, dan masyarakat. Pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi
peserta didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak
mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu, pendidik
mempunyai kedudukan tinggi dalam islam, kedudukan langsung setelah para nabi.
Hal ini sebagaimana yang dikemukaakan oleh Al-Ghazali, bahwa kedudukan guru
merupakan kedudukan paling mulia setelah nabi.
- Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi
timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
Alat pendidikan yang dapat digunakan dalam interaksi
edukatif adalah nasihat. “Agama adlah nasihat”,sabda beliau. Selain itu, alat
pendidikan yang utama dalam pendidikan islam adalah teladan, persahabatan, dan
peringatan.
- Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
Setiap masayarakat, bagaimanapun mempunyai falsafah
dan pandangan hidup yang mereka sesuai asas dalam membentuk generasi yang akan
datang sebagai generasi pewaris. Adanya berbagai aliran pemikiran filsafat
berupa faham-faham menunjukan adanya bukti keragaman pandangan hidup ini. Dan
dengan tujuan yang akan dicapai oleh system pendidikan pada prinsip[nya tidak
terlepas dari asas falsafah yang mereka anut.
Adapun tujuan pendidikan islam yang sejalan dengan
tujuan misi islam itu sendiri yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga
mencapai tingkat akhlakul karimah. Dan tujuan tersebut sama dan sebangun dengan
target yang terkandung dengan tugas kenabian yang diemban oleh rosulullah saw
yang terungkap dalam pernyataan beliau: “ sesungguhnya aku diutus adalah untuk
membimbing manusia mencapai akhlak yang mulia “ (al-hadist). Factor kemuliaan
akhlak dalam pendidikan islam dinilai sebagai factor kunci dalam menentukan
keberhasilan pendidikan, yang menurut pandangan islam berfungsi menyiapkan
manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan
kehidupan diakhirat.
Dua sasaran pokok yang akan dicapai oleh pendidikan
islam yaitu kebahagian dunia dan kesejahteraan akhirat, menguat sisi-sisi
penting pada bagian ini dipandang sebagi niali lebih dari pendidikan islam.
Nilai lebih tersebut terlihat bahwa system pendidikan islam dirancang agar dapat
merangkum tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, yang pada
hakikatnya tunduk pada hakikat penciptaannya. Pertama, tujuan pendidikan islam
itu bersifat fitrah yaitumemebing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah
kejadiannya. Kedua, tujuan pendidikan islam merentang dua dimensi, yaitu tujuan
akhir bagi keselamatan hdup di dunia dan di akhirat. Ketiga, tujuan penddikan
islam mengandung nilai-niali yang bersifat universal yang tidak terbatas oleh
ruang lingkup geografis dan paham-paham tertentu.
- Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
Materi pendidikan islam yang diberikan anak didik
disesuaikan dengan tjuan pendidikan yang akan dicapai, yang membentuk aklak
yang mulia dalam kaitannya dengan hakikat penciptaan manusia dalam hal ini maka
dalam pengertian luas, materi (kurikulum) untuk pendidikan seumur hidup,
sebagai realisasi tuntunan nabi “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang kubur”
(al-hadist).
Adapun yang menjadi inti dari materi kurikulum
pendidikan islam itu sendiri adalah bahan-bahan, aktivitas dan pengalaman yang
mengandung unsure ketauhidan. Selain itu materi kurikulum dalam pendidikan
islam meliputi tunmtutan untuk mematuhi hokum-hukum allah.
Tanpaknya secara prinsipil materi (kurikululm)
pendidikan islam tidak terlepas dari keterkaitannya dengan ajaran agam itu
sendiri. Materi dalam pendidikan islam mengandung ajaran-ajaran agama, baik
dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun muamalah.[3]
- Titik singgung sebuah pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan
sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi tanggung jawab untuk
mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan.[4]
Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya
suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam,
lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik
pendidikan Islam itu sendiri.
Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya
disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak
dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa
isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya,
dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian.
Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau
kelembagaan di mana pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan
mempengaruhi proses pendidikan yang berlangsung. Dalam beberapa sumber bacaan
kependidikan, jarang dijumpai pendapat para ahli tentang pengertian lingkungan
pendidikan Islam.
Menurut Abuddin Nata, kajian lingkungan pendidikan
Islam (Tarbiyah Islamiyah) biasanya terintegrasi secara implisit dengan
pembahasan mengenai macam-macam lingkungan pendidikan. Namun demikian, dapat
dipahami bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di
dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan terselenggaranya
pendidikan Islam dengan baik.
Lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses
pendidikan, sebab lingkungan pendidikan tersebut berfungsi menunjang terjadinya
proses belajar mengajar secara aman, nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan
suasana seperti itu, maka proses pendidikan dapat diselenggarakan menuju
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Pada periode awal, umat Islam mengenal lembaga
pendidikan berupa kutab yang mana di tempat ini diajarkan membaca dan menulis
huruf al-Qur’an lalu diajarkan pula ilmu al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama lainnya.
Begitu di awal dakwah Rasulullah SAW, ia menggunakan rumah Arqam sebagai
institusi pendidikan bagi sahabat awal (assabiqunal awwalun). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam mengenal adanya rumah, masjid, kutab,
dan madrasah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan, atau disebut juga
sebagai lingkungan pendidikan.
Pada perkembangan selanjutnya, institusi pendidikan
ini disederhanakan menjadi tiga macam, yaitu keluarga disebut juga sebagai
salah satu dari satuan pendidikan luar sekolah sebagai lembaga pendidikan
informal, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dan masyarakat sebagai
lembaga pendidikan non formal. Ketiga bentuk lembaga pendidikan tersebut akan
berpengaruh terhadap perkembangan dan pembinaan kepribadian pesertadidik.
Menurut Wahyudi yang menjadi titik singgung sebuah
pendidikan adalah sebagai berikut:[5]
- Lingkungan yang nyaman dan mendukung harus sesuai situasi dan kondisi dalam pendidikan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
- Tujuan pendidikan yang diinginkan.
- Ajaran agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
- Visi dan Misi dalam sebuah pendidikan tersebut.
Menurut kami Terdapat titik singgung unsur-unsur
pendidikan islam dalam ajaran agama, yaitu menyangkut peserta didik, pendidik,
tujuan, interaksi edukatif dan materi pendidikan.Titik singgung peserta didik
dalam ajaran agama adanya penghargaan terhadap fitrah manusia.Titik singgung
pendidik dalam ajaran agama adalah bahwa pendidik adalah orang yang serahi
tanggung jawab dan amanat pendidikan oleh agama, dan wewenang pendidik.Titik
singgung tujuan pendidikan dalam ajaran agama adalah tujuan pendidikan islam
yang sejalan dengan tujuan isi islam itu sendiri, yaitu mempertinggi
nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah.Titik singgung interaksi
edukatif dalam ajaran agama adalah penggunaan metode dan alat-alat pendidikan
yang sesuai dengan ajaran agama, seperti metode nasihat dan keteladanan.Titik
singgung materi pendidikan dalam ajaran agama adalah bahwa materi yang
disampaikan dalam pendidikan meliputi ajaran-ajaran yang terkandung dalam
agama, baik dalam bidang tauhid, akhlak, ibadah maupun muamalah.
III. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari makalah yang penulis paparkan di atas, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu:
- Unsur-unsur pendidikan adalah segala yang menjadi bagian dari pada pendidikan itu sendiri yang memuat beberapa bagian-bagian penting antara subyek dan obyek pendidikan dalam ranah agama maupun public, Unsur- unsure pendidikan diantaranya adalah:Subjek yang dibimbing (peserta didik), Orang yang membimbing (pendidik), Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode), Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
- Yang menjadi titk singgung daripada unsure pendidikan adalah keterkaitan diantara satu unsure dengan unsure yang lain, yaitu dimana antara satu unsure dengan unsure yang lain yaitu mempunyai satu titik temu yang sentral yaitu pendidikan itu sendiri.
b. Daftar Pustaka
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005.
Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
[1]
http://www.tugaskuliah.info/2009/12/makalah-pengertian-dan-unsur-unsur.html
[2]
Tirtarahardja, Umar dan
S.L. La Sulo, 2005, Pengantar
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Hal.
75
[3]
http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan/
[4]
http://www.infodiknas.com/pengertian-dan-unsur-unsur-pendidikan-2/
[5]
http://yuyutwahyudi.blogspot.com/2010/07/titik-singgung-unsur-unsur-pendidikan.html
No comments:
Post a Comment