Salah satu komponen
dalam pendidikan adalah adanya peserta didik. Peserta didik merupakan komponen
yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak
dikatakan pendiidk apabila tidak ada yang didiknya. Dalam proses pendidikan disyaratkan
adanya kesadaran peserta didik sehingga memungkinkan munculnya respons terhadap
stimulus (gejala) yang diberikan pendidik. Berdasarkan pandangan ini pendidikan
memiliki batas nyata yaitu duimulai sejak ketika seorang anak
dapat memberikan respons terhadap pendidikan yang diberikan sang
pendidik. Permasalahan yang muncul dari konsepsi ini
adalah kapankah seorang anak yang dapat memberikan respons terhadap proses
pendidikan yang diberikan sang pendidik dan
kapan pendidikan itu berakhir. Dalam konsep pendidikan, kedewasaan peserta didik
merupakan batas akhir dari suatu preoses pendidikan artinya ketika seorang
anak sudah dewasa dan mampu menjadi tuan bagi dirinya sendiri, maka ia telah
mencapai batas akhir pendidikan.
Namun pada kenyataannnya,
perkembangan fisik, dan psikologis setiap orang tidaklah sama, sehingga batas
kedewasaan seorang manusia berbeda-beda.
1.
Apakah pengertian batas-batas pendidikan?
2.
Apakah batas-batas pendidikan pada peserta didik?
3.
Apakah batas-batas pendidikan pada pendidik?
1.
Pengertian Batas-Batas Pendidikan
Batas ialah suatu
yang menjadi hijab atau ruang lingkup, awal dan akhir berarti memiliki
permulaan dan akhir. Sedangkan pendidikan adalah pengaktualisasian fitrah
insaniyah yang manusiawi dan potensial agar manusia dapat menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya yang meliputi individual, sosial, religius. (Abdurrahman,
1988: 13)
1.
Batas awal Pendidikan Islam
Yang dimaksud
dengan batas awal pendidikan Islam ialah saat kapan pendidikan Islam itu
dimulai. Para ahli paedagogik muslim dan non muslim mempunyai pendapat
yang beragam akan hal ini. Mereka hanya sepakat bahwa pendidikan itu adalah
suatu usaha dan proses mempunyai batas-batas tertentu. Langevel, memberikan
batas awal (bawah) pendidikan pada saat anak sudah berusia kurang lebih 4
tahun, yakni pada usia ini telah terjadi mekanisme untuk mempertahankan dirinya
(eksistensi) perubahan besar dalam jiwa seseorang anak di mana sang anak telah
mengenal aku-Nya. Sehingga si anak sudah mulai sadar atau mengenal kewibawaan. (Amier,
1973 : 33).
Sejarah Islam
telah membenarkan bahwa pendidikan Islam itu telah mulai berkembang pesat di
dunia Islam semenjak Islam itu lahir di permukaan bumi. Firman Allah Swt. dalam
surah al-Alaq ayat 1-5 sebagai ayat yang pertama kali diturunkan yang berkaitan
dengan pendidikan sebagai berikut:
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
2.
Batas akhir pendidikan Islam
Sebelum anak
mengenal kewibawaan (gezag) dari pendidik maka peristiwa pendidikan belum ada,
dan yang ada hanya latihan dan pembiasaan saja. Kewibawaan yang dimaksud adalah
kekuatan batin yang dimiliki oleh pendidik yang ditaati oleh anak didik.
Langevel memandang pendidikan itu sebagai suatu pergaulan antara anakdidik
dengan pendidik. Tugasi pendidik ialah mendewasakan anak didik (manusia muda)
dengan membimbing sampai pada tingkat kedewasaan (jasmani dan rohani). Sehingga
dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab secara etis.
Adapun tujuan
akhir pendidikan Islam menurut Imam al-Gazali adalah untuk mencapai keutamaan
dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah). Sejalan dengan hal di atas
jelaslah bahwa batas pendidikan versi Langevel agak realistik pragmatik, maka
batas pendidikan Islam lebih idealistik dan pragmatik menurut Islam, pendidikan
itu berlangsung dari buaian sampai ke liang lahat. Sebagaimana Hadis Nabi saw.:
أُطْلُبِ اْلعِلْمَ مِنَ اْلمَهْدِ إِلَى اللَّهْـدِ
Artinya:
Tuntutlah ilmu pengetahuan semenjak dari buaian hingga ke liang
lahat (al-Hadis).
Prinsip
pendidikan yang dilaksanakan dewasa ini yang dikenal dengan konsep pendidikan
seumur hidup (Long Life of Education). Hal ini menunjukkan bahwa tidak
dikenal adanya batas-batas pendidikan. Bukankah pendidikan adalah pertolongan
orang dewasa (pendidik) kepada (pemuda) anak didik. Bukankah manusia semenjak
dia lahir dan sepanjang hidupnya dia membutuhkan pertolongan orang lain?, maka
semakin banyak kebutuhan hidup yang dibutuhkannya semakin pula ia membutuhkan
pendidikan.
Secara umum
tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya manusia muttaqin yang secara sadar dan
bertanggung jawab selalu mencari keridaan Allah Swt. melalui jalur muamalah
yang ubudiyah sehingga sistem pendidikan Islam adalah suatu pola yang
menyeluruh dari suatu masyarakat, unsur-unsur lembaga formal atau non formal
dengan pemindahan pengetahuan dan pewarisan kebudayaan yang mempengaruhi
pertumbuhan sosial spiritual dan intelektual. Dengan munculnya sistem
pendidikan Islam sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri adalah suatu
fenomena baru dalam syariat Islam (Hasan Langgulung, 1988 : 4)
2.
Batas-batas Pendidikan pada Peserta Didik
Peserta didik
(anak didik) dalam pendidikan islam ialah setiap manusia yang sepanjang
hayatnya selalu berada dalam perkembangan, Jadi bukan hanya anak-anak yang
sedang dalam pengasuhan orang tuanya dan
bukan pula hanya anak-anak dalam usia sekolah pengertian ini di dasarkan atas dasar tujuan pendidikan.
Peserta didik sebagai
manusia yang memiliki perbedaan dalam kemampuan, sehingga hal tersebut dapat
membatasi kelangsungan hasil pendidikan, solusinya pendidik harus mencari
metode-metode pembelejaran sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin untuk
mencari keberhasilan pendidikan di pertemukan kerjasama antara pendidik dan
peserta didik, walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada peserta didik, apabila
tidak ada kesediaan kesiapan dari
peserta didik sendiri, untuk mencapai tujuan pendidikan maka pendidikan sulit
di bayangkan dapat berhasil. Kepentingan kerjasama ini mendapatkan perhatian
besar dari para ilmuan.
3.
Batas-Batas pendidikan pada pendidik
Sebagai manusia biasa, pendidik memiliki
keterbatasan-keterbatasan namun yang menjadi permasalahan adalah apakah
keterbatasan itu dapat di telorir atau tidak. Para pendidik sendiri memiliki
berbagai keterbatasan ada yang sifatnya relatif bisa di tolerir dengan cara
pendidik sendiri mengupayakan mengatasi keterbatasannya, namun permasalahannya
tidak dapat ditolerir berdampak pada peserta didik itu sendiri.
SIMPULAN
Dari pemaparan tersebut diatas, maka
pemakalah dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1.
Batas pendidikan ialah suatu yang menjadi ruang lingkup, yang
mempunyai permulaan dan akhiran dalam proses pengaktualisasian pendidikan.
2.
Batas-batas pendidikan bagi Peserta didik adalah karena peserta
didik sebagai manusia yang memiliki perbedaan dalam kemampuan, sehingga hal
tersebut dapat membatasi kelangsungan hasil pendidikan.
3.
Batas-batas pendidikan bagi pendidik adalah karena pendidik adalah
sebagai manusia biasa, pendidik memiliki keterbatasan-keterbatasan namun yang
menjadi permasalahan adalah apakah keterbatasan itu dapat di telorir atau
tidak.
DAFTAR
PUSTAKA
Hery Noer, Ali.
1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Logos Wacana
Uhbiyanti, Nur. 2009. Long Life education. Semarang:
Walisongo Press
http:// blog.
Umy.ac.id/karyaku/2010/11/22/arti-pendidikan-dan-batas-batas-pendidikan.htm
http:// fuad-phtz.blogspot.com/2009/05/
arti-pendidikan-dan-batas-batas.htm
imam Barnadib,
Sutari. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Jogjakarta: Andi
Offset
Marimba, Ahmad.
1980. Pengantar filsafat pendidikan islam. Bandung: Al ma’arif
No comments:
Post a Comment