Menu

Thursday 2 January 2014

Faktor Faktor Pendidikan ( Dasar Dasar Pendidikan )





I.     PENDAHULUAN
            Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi-aspirasinya untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
   Dalam proses perkembangan pemikiran pendidikan di dunia barat, kegiatan pendidikan berkembang dari konsep paedagogi, andragogi dan education. Dalam konsep paedagogi kegiatan pendidikan ditujukan hanya kepada anak yang belum dewasa (paeda artinya anak). Namun karena banyak hasil pendidikan yang justru menggambarkan perilaku yang tidak dewasa maka muncullah gerakan-gerakan tersebut.
            Untuk itu dalam mewujudkan dari konsep-konsep itu, akan kami sampaikan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendidikan.

II. RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka pemakalah dapat merumuskan beberapa masalah yaitu:
A.    Apakah faktor tujuan pendidikan?
B.     Bagaimanakah faktor pendidik menurut kodrat dan jabatan?
C.     Bagaimanakah faktor peserta didik?
D.    Bagaimanakah faktor isi atau materi pendidikan?
E.     Apakah metode yang digunakan dalam pendidikan?
F.      Bagaimanakah faktor lingkungan dalam pendidikan?
 
III. PEMBAHASAN
            Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi, yang mana keenam faktor tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya. Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi:
A.      Faktor Tujuan
            Tujuan pendidikan adalah perbuatan yang hendak dilakukan pendidik pada anak didiknya agar tercapai hasil akhir dari segalanya. Perbuatannya seperti disuatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya. Tujuan pendidikan memuat tentang nila-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.
            Dalam praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta didiknya. (Fuad Hasan, 1995:7)
Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Teoritistiche Paedagogiek dibedakan adanya macam – macam tujuan sebagai berikut:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum disebut juga tujuan sempurna, tujuan terakhir atau tujuan bulat. Tujuan umum adalah tujuan di dalam pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum itu.
2.      Tujuan Tak Sempurna
Yang dimaksud tujuan tak sempurna atau tak lengkap ini ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan nilai-nilai hidup tertentu, seperti keindahan, kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, dan seksual.


3.       Tujuan Sementara
Tujuan sementara ini merupakan tempat perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum, seperti anak-anak dilatih untuk belajar kebersihan, belajar berbicara, belajar berbelanja dan belajar bermain-main bersama teman-temannya. Tujuan sementara ini merupakan tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum.
4.      Tujuan Perantara
Tujuan ini bergantung pada tujuan-tujuan sementara. Misalnya tujuan sementara ialah si anak harus belajar membaca dan menulis. Setelah ditentukan untuk apa anak belajar membaca dan menulis itu, dapatlah berbagai macam kemungkinan untuk mencapainya itu dipandang sebagai tujuan perantara, seperti metode mengajar dan metode membaca.
5.       Tujuan Insidental
Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian yang merupakan saat-saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum. Contoh, seorang ayah memanggil anaknya supaya masuk ke dalam rumah supaya mereka tidak terlalu lelah, atau untuk makan bersama-sama. Ayah itu menuntut supaya perintahnya ditaati, tetapi dalam situasi yang lain, mungkin si ayah itu akan mengurangi tuntutan ketaan itu dan hanya bersikap netral saja. (M. J. Langeveld, 1987:23)
Al-Ghozali menjelaskan tentang tujuan pendidikan dalam berbagai kitabnya, yang disusun sebagai berikut:
a.    Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja.
Al –Ghozali mengatakan:
 “ Apabila engkau mengadakan penyelidikan/ penalaran terhadap ilmu pengetahuan, maka engkau akan melihat kelezatan padanya, oleh karena itu tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah karena ilmu pengetahuan itu sendiri.”
Dari perkataan tersebut jelas menunjukan bahwa penelitian, penalaran dan pengkajian yang mendalam dengan mencurahkan tenaga dan pikiran adalah mengandung kelezatan intelektual dan spiritual yang akan menumbuhkan roh ilmiah, kepada mereka dalam mencari hakikat ilmu pengetahuan. (Al-Ghozali, 1996: 13)
b.    Tujuan utama pendidikan adalah pembentukan akhlak.
Al-Ghozali mengatakan:
“ Tujuan murid dalam mempelajari sebuah ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini, adalah kesempurnaan dan keutamaan jiwanya.”
Dari pernyataan di atas jelaslah bahwa Al-Ghozali menghendaki keluhuruan rohani, keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang kuat, merupakan tujuan utama dari pendidikan bagi kalangan manusia muslim, karena akhlak adalah aspek fundamental dalam kehidupan seseorang, masyarakat, maupun suatu negara.
c.    Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Al-Ghozali mengatakan:
“ Dan sungguh engkau mengetahui bahwa hasil ilmu pengetahuan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan pencipta alam, menghubungkan diri dan berhampiran dengan ketinggian malaikat, demikian itu di akhirat. Adapun di dunia adalah kemuliaan, kebesaran, pengaruh pemerintahan bagi pimpinan negara dan penghormatan menurut kebiasaannya.”
Demikian Al-Ghozali sangat memperhatikan kehidupan  dunia dan akhirat sekaligus, sehingga tercipta kebahagiaan bersama di dunia dan akhirat. (Zainuddin, 1991:42)
B.     Faktor Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik. Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori yaitu:
a.    Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua.
Orang tua sebagai pendidik menurut kodrat ialah pendidik yang paling penting dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak didiknya. Karena sesuai kodratinya bahwa anak lahir dari orang tua (ibu). Dari orang tua itulah seorang bayi mulai dididik dan dibimbing untuk memahami dan mengerti dari lingkungan sekitar. Hubungan antara anak dan orang tua dalam hubungan edukatif , mengandung dua unsur dasar, yaitu unsur kasih sayang pendidik terhadap anak  dan unsur kesadaran dan tanggungjawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.
b.    Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.
Seorang guru menjadi pendidik mendapat tangggung jawab dari tiga komponen. Yaitu dari orang tua anak didik, masyarakat, dan Negara. Tanggung jawab yang diemban guru dari orang tua ialah bahwa atas dasar kepercayaan untuk menddik anaknya. Dari masyarakat seorang guru mendapat tugas untuk mengembangkan daerah tersebut. Sedangkan guru dipercaya Negara untuk mencerdaskan anak bangsa dan membantu dalam memajukan pendidikan bangsa. (Hasbullah, 2005: 17)
C.  Faktor anak didik
Dalam pengertian umum, anak didik ialah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan  dalam arti sempit, anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan tanggung jawab kepada pendidik.
Menurut Sutari Iman Barnadib, anak didik memiliki karakteristik tertentu yakni:
a. Belum memiliki pribadi, belum dewasa, dan belum bersusila sehingga menjadi tanggung jawab pendidik (guru),
b.  Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik,
c.  Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelilgensi, emosi, kemampuan berbicara, anggota tubuh untuk bekerja (kaki, tangan, jari), latar belakang sosial, latar belakang biologis (warna kulit, bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan individual.
Antara pendidik dan anak didik kedua adalah komponen yang  saling berkesinambungan dalam artian saling melengkapi. Dikarenakan keduanya merupakan subjek pendidikan. (Syaiful Bahri, 2005: 52)

D.  Faktor isi atau materi pendidikan
Yang dimaksud isi  atau materi pendidikan adalah segala sesuatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan beban atau materi pendidikan, yaitu materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, dan materi harus dengan peserta didik.
E.  Faktor Metode Pendidikan
Metode pendidikan adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam pendidikan terdapat metode-metode diantaranya:
1.      Metode diktatorial
Metode ini berdasarkan teori empirisme dalam pendidikan, yaitu suatu teori yang berpendapat bahwa perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar (eksogen) sehingga menurut pendirian ini pendidikan itu bersifat maha kuasa.
2.      Metode liberal
Metode ini berdasarkan pada pendirian naturalisme, yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam (indogen) yang secara wajar atau kodrat atau natural ada pada manusia.
3.      Metode demokratis
Metode ini berdasarkan pada pendirian teori convergensi yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar (eksogen dan endogen). (Suwarno, 1982: 109)
F.  Faktor Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah lingkungan dimana kita mendapatkan pengajaran atau pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan yaitu lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan pendidikan sekolah, dan lingkungan pendidikan masyarakat.

     1.    Lingkungan pendidikan keluarga
Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. Pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.  
Pendidikan keluarga berfungsi sebagai:
·      Sebagai pengalaman pertama pada masa kanak-kanak
·      Menjamin kehidupan emosional anak
·      Menanamkan dasar pendidikan moral
·      Memberiakan dasar pendidikan sosial
·      Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
     2.    Lingkungan pendidikan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Pendidikan sekolah berfungsi sebagai:
·      Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan budi pekerti yang baik
·      Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di masyarakat
·      Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan
·      Sekolah memberikan etika, keagamaan, dll.
3.    Lingkungan pendidikan masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan anak. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini , telah mulai ketika anak-anak lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. (Fuad ihsan, 1995: 57)


IV. SIMPULAN
Faktor-faktor dalam pendidikan memiliki enam elemen yaitu:
1.    Tujuan pendidikan
      Tujuan pendidikan adalah perbuatan yag hendak dilakukan pendidik pada anak didiknya agar tercapai hasil akhir dari segalanaya. Macam-macam tujuan pendidikan adalah sebagai berikut: Tujuan umum, tujuan tak sempurna (tak lengkap), tujuan sementara, tujuan perantara, dan tujuan insidental.
2.      Faktor pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, dalam faktor pendidik ini ada dua jenis pendidik yaitu pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua dan pendidik menurut jabatan, yaitu guru.
3.      Faktor anak didik
      Anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan tanggung jawab kepada pendidik dimana kondisi anak belum memiliki pribadi, susila, sehingga menjadi tanggung jawab pendidik (guru).
4.      Faktor isi/materi pendidikan
      Materi pendidikan adalah segala sesuatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Isi atau materi ini harus sesuai dengan tujuan pendidikan, dan materi harus dengan peserta didik.
5.      Faktor Metode Pendidikan
Metode pendidikan adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, metode-metode dalam pendidikan meliputi: Metode diktatorial (faktor dari luar), Metode liberal(faktor dari dalam), Metode demokratis (faktor dari dalam dan dari luar).
 
V. DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghozali. 1996. Ihya’ Ulumuddin. Bandung: Bandung Press.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Langeveld, M, J. 1987. Beknopte Teoritistiche Paedagogiek,(Terjemahan Simajuntak). Jakarta: Nasco.
Suwarno. 1982. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
Zainuddin dkk. 1991. Seluk beluk Pendidikan dari Al-Ghozali. Jakarta: Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment