I.
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi-aspirasinya untuk maju,
sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Dalam proses
perkembangan pemikiran pendidikan di dunia barat, kegiatan pendidikan
berkembang dari konsep paedagogi, andragogi dan education. Dalam
konsep paedagogi kegiatan pendidikan ditujukan hanya kepada anak yang
belum dewasa (paeda artinya anak). Namun karena banyak hasil pendidikan
yang justru menggambarkan perilaku yang tidak dewasa maka muncullah
gerakan-gerakan tersebut.
Untuk
itu dalam mewujudkan dari konsep-konsep itu, akan kami sampaikan beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendidikan.
II. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pemakalah dapat merumuskan
beberapa masalah yaitu:
A. Apakah faktor tujuan
pendidikan?
B.
Bagaimanakah faktor pendidik menurut kodrat dan jabatan?
C.
Bagaimanakah faktor peserta didik?
D.
Bagaimanakah faktor isi atau materi pendidikan?
E.
Apakah metode yang digunakan dalam pendidikan?
F.
Bagaimanakah faktor lingkungan dalam pendidikan?
III. PEMBAHASAN
Dalam aktivitas
pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi
atau saling mempengaruhi, yang mana keenam faktor tersebut berhubungan satu dengan yang
lainnya. Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi:
A.
Faktor Tujuan
Tujuan pendidikan adalah
perbuatan yang hendak dilakukan pendidik pada
anak didiknya agar tercapai hasil akhir dari segalanya. Perbuatannya seperti
disuatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya. Tujuan pendidikan memuat tentang
nila-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan.
Dalam
praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat
luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dapat
dicapai (dimiliki) oleh peserta didiknya. (Fuad Hasan, 1995:7)
Menurut Langeveld dalam
bukunya Beknopte Teoritistiche Paedagogiek dibedakan adanya macam –
macam tujuan sebagai berikut:
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum disebut juga tujuan
sempurna, tujuan terakhir atau tujuan bulat. Tujuan umum adalah tujuan di dalam
pendidikan yang seharusnya menjadi tujuan orang tua atau pendidik lain, yang
telah ditetapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan
yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat
dan alat-alat untuk mencapai tujuan umum itu.
2.
Tujuan Tak Sempurna
Yang dimaksud tujuan tak sempurna atau tak
lengkap ini ialah tujuan-tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia tertentu
yang hendak dicapai dengan pendidikan itu, yaitu segi-segi yang berhubungan
nilai-nilai hidup tertentu, seperti keindahan, kesusilaan, keagamaan,
kemasyarakatan, dan seksual.
3. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ini merupakan tempat
perhentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum, seperti anak-anak
dilatih untuk belajar kebersihan, belajar berbicara, belajar berbelanja dan
belajar bermain-main bersama teman-temannya. Tujuan sementara ini merupakan
tingkatan-tingkatan untuk menuju kepada tujuan umum.
4.
Tujuan Perantara
Tujuan ini bergantung pada
tujuan-tujuan sementara. Misalnya tujuan sementara ialah si anak harus belajar
membaca dan menulis. Setelah ditentukan untuk apa anak belajar membaca dan
menulis itu, dapatlah berbagai macam kemungkinan untuk mencapainya itu
dipandang sebagai tujuan perantara, seperti metode mengajar dan metode membaca.
5.
Tujuan Insidental
Tujuan ini hanya sebagai kejadian-kejadian
yang merupakan saat-saat yang terlepas pada jalan yang menuju kepada tujuan umum. Contoh, seorang ayah
memanggil anaknya supaya masuk ke dalam rumah supaya mereka tidak terlalu
lelah, atau untuk makan bersama-sama. Ayah itu menuntut supaya perintahnya ditaati,
tetapi dalam situasi yang lain, mungkin si ayah itu akan mengurangi tuntutan
ketaan itu dan hanya bersikap netral saja. (M. J. Langeveld, 1987:23)
Al-Ghozali
menjelaskan tentang tujuan pendidikan dalam berbagai kitabnya, yang disusun
sebagai berikut:
a.
Tujuan mempelajari ilmu
pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja.
Al –Ghozali mengatakan:
“ Apabila engkau mengadakan penyelidikan/
penalaran terhadap ilmu pengetahuan, maka engkau akan melihat kelezatan
padanya, oleh karena itu tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah karena ilmu
pengetahuan itu sendiri.”
Dari
perkataan tersebut jelas menunjukan bahwa penelitian, penalaran dan pengkajian
yang mendalam dengan mencurahkan tenaga dan pikiran adalah mengandung kelezatan
intelektual dan spiritual yang akan menumbuhkan roh ilmiah, kepada mereka dalam
mencari hakikat ilmu pengetahuan. (Al-Ghozali, 1996: 13)
b. Tujuan utama pendidikan adalah pembentukan
akhlak.
Al-Ghozali mengatakan:
“
Tujuan murid dalam mempelajari sebuah ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini,
adalah kesempurnaan dan keutamaan jiwanya.”
Dari
pernyataan di atas jelaslah bahwa Al-Ghozali menghendaki keluhuruan rohani,
keutamaan jiwa, kemuliaan akhlak dan kepribadian yang kuat, merupakan tujuan
utama dari pendidikan bagi kalangan manusia muslim, karena akhlak adalah aspek
fundamental dalam kehidupan seseorang, masyarakat, maupun suatu negara.
c. Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Al-Ghozali mengatakan:
“
Dan sungguh engkau mengetahui bahwa hasil ilmu pengetahuan adalah mendekatkan
diri kepada Tuhan pencipta alam, menghubungkan diri dan berhampiran dengan
ketinggian malaikat, demikian itu di akhirat. Adapun di dunia adalah kemuliaan,
kebesaran, pengaruh pemerintahan bagi pimpinan negara dan penghormatan menurut
kebiasaannya.”
Demikian
Al-Ghozali sangat memperhatikan kehidupan
dunia dan akhirat sekaligus, sehingga tercipta kebahagiaan bersama di
dunia dan akhirat. (Zainuddin, 1991:42)
B. Faktor Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk
mendidik.
Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori yaitu:
a. Pendidik menurut kodrat, yaitu
orang tua.
Orang tua sebagai
pendidik menurut kodrat ialah pendidik yang paling penting dan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak didiknya. Karena sesuai kodratinya bahwa
anak lahir dari orang tua (ibu). Dari orang tua itulah seorang bayi mulai
dididik dan dibimbing untuk memahami dan mengerti dari lingkungan sekitar.
Hubungan antara anak dan orang tua dalam hubungan edukatif , mengandung
dua unsur dasar, yaitu unsur kasih sayang pendidik terhadap anak dan unsur kesadaran dan tanggungjawab dari
pendidik untuk menuntun perkembangan anak.
b. Pendidik menurut jabatan, yaitu
guru.
Seorang guru menjadi
pendidik mendapat tangggung jawab dari tiga komponen. Yaitu dari orang tua anak
didik, masyarakat, dan Negara. Tanggung jawab yang diemban guru dari orang tua
ialah bahwa atas dasar kepercayaan untuk menddik anaknya. Dari masyarakat
seorang guru mendapat tugas untuk mengembangkan daerah tersebut. Sedangkan guru
dipercaya Negara untuk mencerdaskan anak bangsa dan membantu dalam memajukan
pendidikan bangsa. (Hasbullah,
2005:
17)
C. Faktor anak didik
Dalam pengertian umum,
anak didik ialah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, anak didik ialah anak
(pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan tanggung jawab kepada pendidik.
Menurut Sutari Iman
Barnadib, anak didik memiliki karakteristik tertentu yakni:
a. Belum memiliki pribadi, belum dewasa, dan belum bersusila
sehingga menjadi tanggung jawab pendidik (guru),
b. Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya,
sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik,
c. Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang
berkembang secara terpadu yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial,
intelilgensi, emosi, kemampuan berbicara, anggota tubuh untuk bekerja (kaki,
tangan, jari), latar belakang sosial, latar belakang biologis (warna kulit,
bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan individual.
Antara pendidik dan
anak didik kedua adalah komponen yang saling berkesinambungan dalam artian saling melengkapi.
Dikarenakan keduanya merupakan subjek pendidikan. (Syaiful Bahri, 2005: 52)
D. Faktor isi atau materi pendidikan
Yang
dimaksud isi atau materi pendidikan adalah segala
sesuatu oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di
keluarga, di sekolah dan di masyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan beban
atau materi pendidikan, yaitu materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan, dan
materi harus dengan peserta didik.
E. Faktor Metode Pendidikan
Metode pendidikan adalah
cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam pendidikan
terdapat metode-metode diantaranya:
1. Metode diktatorial
Metode ini berdasarkan teori
empirisme dalam pendidikan, yaitu suatu teori yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar (eksogen)
sehingga menurut pendirian ini pendidikan itu bersifat maha kuasa.
2. Metode liberal
Metode ini berdasarkan
pada pendirian naturalisme, yang berpendapat bahwa perkembangan manusia
itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam (indogen) yang
secara wajar atau kodrat atau natural ada pada manusia.
3. Metode demokratis
Metode ini berdasarkan pada pendirian teori convergensi yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu
tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar (eksogen dan endogen). (Suwarno, 1982: 109)
F.
Faktor Lingkungan pendidikan
Lingkungan
pendidikan adalah lingkungan dimana kita mendapatkan pengajaran atau
pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau
dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan yaitu lingkungan pendidikan
keluarga, lingkungan pendidikan sekolah, dan lingkungan pendidikan masyarakat.
1.
Lingkungan pendidikan keluarga
Pendidikan keluarga
disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang
dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan. Pendidikan dalam keluarga
akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian
tiap-tiap manusia.
Pendidikan keluarga
berfungsi sebagai:
· Sebagai pengalaman pertama pada masa kanak-kanak
· Menjamin kehidupan emosional anak
· Menanamkan dasar pendidikan moral
· Memberiakan dasar pendidikan sosial
2.
Lingkungan pendidikan sekolah
Sekolah merupakan
lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan
dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah
inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan
kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah
tangga yang berbeda-beda.
Pendidikan sekolah berfungsi sebagai:
· Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan budi
pekerti yang baik
· Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di
masyarakat
· Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan
· Sekolah memberikan etika, keagamaan, dll.
3. Lingkungan pendidikan masyarakat
Dalam konteks
pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan pendidikan anak. Pendidikan yang
dialami dalam masyarakat ini , telah mulai ketika anak-anak lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. (Fuad ihsan, 1995: 57)
IV. SIMPULAN
Faktor-faktor
dalam pendidikan memiliki enam elemen yaitu:
1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah perbuatan yag
hendak dilakukan pendidik pada anak didiknya agar tercapai hasil akhir dari
segalanaya. Macam-macam tujuan pendidikan adalah sebagai berikut: Tujuan
umum, tujuan tak sempurna (tak lengkap), tujuan sementara, tujuan perantara,
dan tujuan insidental.
2.
Faktor pendidik
Pendidik
ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, dalam faktor
pendidik ini ada dua jenis pendidik yaitu pendidik menurut kodrat, yaitu orang
tua dan pendidik menurut jabatan, yaitu guru.
3. Faktor
anak didik
Anak didik ialah anak (pribadi yang belum
dewasa) yang diserahkan tanggung jawab kepada pendidik dimana kondisi anak belum
memiliki pribadi, susila, sehingga menjadi tanggung jawab pendidik (guru).
4. Faktor
isi/materi pendidikan
Materi pendidikan adalah segala sesuatu
oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Isi atau materi ini harus sesuai dengan tujuan pendidikan,
dan materi harus dengan peserta didik.
5. Faktor
Metode Pendidikan
Metode pendidikan adalah cara yang didalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, metode-metode dalam pendidikan meliputi: Metode diktatorial
(faktor dari luar), Metode liberal(faktor dari dalam), Metode demokratis (faktor dari dalam dan
dari luar).
V. DAFTAR
PUSTAKA
Al-Ghozali. 1996.
Ihya’ Ulumuddin. Bandung: Bandung Press.
Bahri Djamarah,
Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar
ilmu pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar
Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Langeveld, M, J. 1987. Beknopte Teoritistiche Paedagogiek,(Terjemahan Simajuntak). Jakarta: Nasco.
Suwarno. 1982. Pengantar
Ilmu Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
Zainuddin
dkk. 1991. Seluk beluk Pendidikan dari
Al-Ghozali. Jakarta:
Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment